Selasa, 20 Juni 2017
Usaha Kecil Rumahan "Telur Asin"
Juni 20, 20172017, Berkarya, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, KKN, KKN UM, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, UKM, UMKM, Universitas Negeri Malang, Usaha mandiri, Wirausaha
Tidak ada komentar
Senin, 11 Juni 2017 kami melakukan wawancara pada salah satu UKM yang ada di Desa Seketi yakni UKM Telur Asin. UKM Telur Asin ini diprakarsai oleh Bu Nur Aini (38 tahun) sejak April 2010 hingga sekarang. Dengan modal awal Rp. 500.000, kini dalam sehari Bu Nur Aini mampu memperoleh omset sekitar Rp. 2.500.000. Jenis telur asin yang diproduksi ini terbagi menjadi dua yaitu telur asin ayam dan telur asin bebek. Telur asin bebek ini dijual dengan harga Rp. 2500 per butir sedangkan telur asin ayam dijual seharga Rp. 2000 per butir. Proses pengelolaan telur asin ini terbagi menjadi dua cara, pertama menggunakan air yang telah dicampur dengan garam. Apabila menggunakan air garam maka telur asin mampu bertahan sekitar 7 hari. Kedua menggunakan pasir lempung yang telah dicampur dengan sere, bawang putih, daun jeruk, dan jahe. Cara pembuatan ini mampu menghasilkan telur yang bertahan hingga 15 hari. Peralatan penunjang lain yang diperlukan antara lain dandang, bak, dan serok.
Untuk pengerjaan, Bu Nur Aini melakukan produksi sendiri tanpa bantuan pegawai. Dalam sehari beliau mampu memproduksi 200-1000 butir telur. Adapun kendala yang dialami adalah terbatasnya modal yang tersedia karena seluruh modal yang diperoleh merupakan modal yang berasal dari kantong pribadi. Telur asin ini dipasarkan pada pedagang soto, pedagang nasi, serta pasar tradisional yang dipasok setiap dua hari sekali dengan jumlah 50 butir. Promosi telur asin ini sudah mulai merambah di internet melalui facebook. Di dalam merintis usaha ini, Bu Nur mengaku tidak pernah mendapat bantuan dana maupun fasilitas apapun dari pemerintah.
Usaha Kerajinan "Tas Plastik Ibu Mariyatun"
Juni 20, 20172017, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, Kerajinan, KKN, KKN UM, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, UKM, UMKM, Universitas Negeri Malang, Usaha mandiri, Wirausaha
Tidak ada komentar
Ibu
Mariyatun ini Memiliki Usaha Tas Plastik yang berupa Barang, Pengusaha ini
Berdiri sejak Januari 2017 sampai Sekarang. Omset ini Menghasilkan 300.000 –
400.000 perbulan. Mengenai Masalah Modal awal ibu ini sebenarnya tidak ada,
modal awalnya Benang dan menjahit sendiri, Ibu ini asal mulanya Hanya ingin
Mencoba-coba dan akhirnya Berhasil.
Dalam
proses pembuatannya ini dilakukan dengan hasil Limbah minuman seperti Teh
gelas, teh rio, ale-ale dan lain- lain,
tidak hanya minuman saja dari jely pun juga bisa di Olah. Untuk satu Tas
ini menghabiskan Limbah Minuman 250 biji dalam setiap Tas, untuk karyawan ibu
ini tidak Memiliki Karyawan tetapi dalam pengolahannya suami dan anaknya juga
ikut berpartisipasi, anak dan suami nya membantu membersihkan setelah itu cuci,
kemudian di jemur setelah itu di anyam, dan bagian yang mengayam itu dari ibu
Mariyam sendiri. Untuk Benangnya ini dari tambang kecil.
Kendala yang dialami ibu ini yaitu belum bisa kepasar-pasar, dan Dalam pemasaranya, dari warga desanya itu sendiri juga sudah banyak yang membeli bahkan satu desa pun semuanya sudah membeli kemudian ada juga yang dititipkan di toko-toko, kemudian jika ada orang yang baru tahu itu pasti mereka bertanya-tanya dan juga ikutan beli lalu di bawa keluar kabupaten bahkan keluar jawa juga banyak seperti kalimantan, sumatra dan lain-lain. Pernah dipasarin bapak kepala desa ketika ada bazar uasaha ini juga laris dan banyak peminatnya. Untuk motif nya itu masih terbatas ada dua macam tas, ada yang kecil dan besar kalau ada yang ingin dikasih riasan bunga ibunya juga bersedia untuk membuatkan tetapi dengan syarat bunganya harus membawa sendiri dan untuk harganya sudah lain lagi, untuk pertama kali keluar ibu itu menjual dengan harga 50.000-55.000. dan sekarang menjualnya dengan harga 60.000. jika ada bunga-bunganya ibu menjual dengan harga 65.000.
Kendala yang dialami ibu ini yaitu belum bisa kepasar-pasar, dan Dalam pemasaranya, dari warga desanya itu sendiri juga sudah banyak yang membeli bahkan satu desa pun semuanya sudah membeli kemudian ada juga yang dititipkan di toko-toko, kemudian jika ada orang yang baru tahu itu pasti mereka bertanya-tanya dan juga ikutan beli lalu di bawa keluar kabupaten bahkan keluar jawa juga banyak seperti kalimantan, sumatra dan lain-lain. Pernah dipasarin bapak kepala desa ketika ada bazar uasaha ini juga laris dan banyak peminatnya. Untuk motif nya itu masih terbatas ada dua macam tas, ada yang kecil dan besar kalau ada yang ingin dikasih riasan bunga ibunya juga bersedia untuk membuatkan tetapi dengan syarat bunganya harus membawa sendiri dan untuk harganya sudah lain lagi, untuk pertama kali keluar ibu itu menjual dengan harga 50.000-55.000. dan sekarang menjualnya dengan harga 60.000. jika ada bunga-bunganya ibu menjual dengan harga 65.000.
Rabu, 14 Juni 2017
Industri Rumah Tangga - Kue Cumcum Ibu Naning
Juni 14, 20172017, Berkarya, Kabupaten Kediri, Kediri, KKN, KKN UM, Laporan Kegiatan, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, Pemuda, UKM, UMKM, Universitas Negeri Malang, Usaha mandiri, Wirausaha
Tidak ada komentar
Industri
rumahan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah tanpa
menyita waktu, sehingga kaum ibu pun bisa dengan mudah menyesuaikan antara
aktivitas di rumah dengan jam kerjanya. Demikian yang dilakukan oleh Ibu Wahyu
Nur Naning Tyas atau biasa dipanggil dengan Ibu Naning. Ibu berusia 40 tahun
ini memulai usaha industri rumah tangga dengan membuat kue basah dan kue
kering. Industri yang dijalankan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 10
tahun. Industri tersebut dijalankan di rumah Ibu Naning yang beralamat di Desa
Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Ibu Naning melakukan indutri ini
seorang diri karena tidak memiliki pekerja. Biasanya kue yang dibuat yaitu kue
cumcum yang berbahan baku tepung, mentega, dan telur. Namun saat menjelang
musim lebaran Ibu Naning membuat bermacam-macam kue kering. Kue-kue ini dijual
di Pasar Bandar dan Pasa Setono Betek Kota Kediri. Laba yang dihasilkan oleh
industri rumah tangga ini kurang lebih Rp.75.000,- sampai Rp.100.000 per hari.
Modal yang digunakan untuk industri rumah tangga ini berasal dari modal
sendiri. Ibu Naning juga pernah meminjam modal ke bank untuk membiayai
usahanya.
Selasa, 13 Juni 2017
UKM Kripik Tempe “Cristal”
Juni 13, 20172017, Berkarya, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, Pemuda, UKM, UMKM, Universitas Negeri Malang, Usaha mandiri, Wirausaha
1 komentar
Usaha Kecil Menengah kripik tempe “Cristal” merupakan salah satu produk unggulan dari beberapa jenis UKM yang ada di Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Usaha ini dirintis oleh Ibu Nurul Hidayati (52 tahun) sejak tahun 1992 sampai sekarang. Dalam perjalanannya sempat menemukan beberapa kendala internal hingga sempat vakum berproduksi beberapa tahun. Namun karena kegigihan ibu nurul akhirnya produksi dapat dimulai kembali, bahkan dapat melebarkan sayap usahanya. Pemasaran produk kripik tempe ini sangat fleksibel, ibu nurul hanya memproduksi sesuai dengan pemasaran dan pemesanan dari pelanggan. Tidak terlalu memaksakan diri untuk menambah jumlah produksi. “ya itung-itung dapat dijadikan mengisi waktu luang sekaligus penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari” kata ibu Nurul.
Setiap sehari rumah produksi ini mampu membuat kripik tempe dari 50 bungkus tempe mentah. Dari 50 bungkus ini nantinya akan ditambah apabila ada pesanan tambahan. Sekali produksi dalam sehari, dari 50 bungkus tempe mampu menghasilkan 250 bungkus kripik tempe siap jual. Untuk menarik minat pelanggan, Terdapat beberapa pilihan varian rasa yang ditawarkan. Yaitu: rasa balado, rasa pedas dll. Untuk memenuhi produksi ibu nurul memperkerjakan seorang pegawai.
Nama produk kripik tempe ”Cristal” memang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat terutama di lingkup Kecamatan Ngadiluwih. Proses distribusi produk dilakukan oleh ibu Nurul sendiri. Setiap hari ibu nurul memasarkan produknya hampir diseluruh penjual soto sepanjang jalan Kecamatan Ngadiluwih. Disamping itu, ibu nurul juga menerima pesanan dari masyarakat sekitar. “Memang minat masyarakat terhadap kripik tempe sangat positif, apalagi di Desa Seketi sendiri belum ada yang memproduksi kripik tempe selain saya” ujar ibu rumah tangga asal Malang ini.
Pernah terfikirkan oleh Ibu Nurul untuk mengembangkan produk hasil olahannya. Sempat beberapa instansi dari pemerintah yang pernah mengekspose kripik tempe dari ibu nurul ini. Namun belum ada bantuan secara nyata dari pihak pemerintah untuk andil dalam proses pengembangan produk hasil olahan tempe ini. Padahal dari segi ekonomi sangat potensial untuk mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat. “Malah saya rasa kami sebagai golongan usaha kecil menengah kurang diperhatikan oleh pemerintah” kata ibu nurul.
Usaha Kerajinan Bunga "Erfan Bunga"
Juni 13, 20172017, Berkarya, Bunga, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, Kerajinan, KKN, KKN UM, Laporan Kegiatan, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, UKM, UMKM, Universitas Negeri Malang, Usaha mandiri, Vas, Wirausaha
Tidak ada komentar
Salah
satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih,
Kabupaten Kediri adalah usaha kerajinan interior bunga hiasan milik Bapak Erfan
Efendi. Saat ditemui tim blogspot Desa Seketi dirumahnya, pria kelahiran 1980
ini sedang sibuk membuat hiasan bunga bersama dua karyawan yang beliau
pekerjakan. Beliau menuturkan bahwa saat bulan puasa seperti ini, pekerjaan
merangkai bunga lebih sering dilakukan setelah Sholat Tarawih. Atmosfer di
garasi kecil samping rumah yang ia ubah menjadi tempat produksi terkesan sangat
santai. Beliau sangat sering bercanda bersama karyawannya. Saking akrabnya,
bahkan kami (red: Mahasiswa KKN UM Desa seketi) tidak akan tahu siapa yang menjadi
pemilik usaha ini kalau sebelumnya tidak menemui beliau.
Proses
produksi sendiri tergolong tidak terlalu sulit sehingga bisa santai. Tidak ada
kendala yang begitu berarti dalam proses pembuatan bahan. Bagian – bagian
kerajinan yang terbuat dari besi, kayu maupun bambu beliau produksi sendiri,
sedangkan bagian – bagian yang tidak bisa dibuat sendiri seperti dari bahan
plastik, beliau memesannya dari daerah Surabaya dan Nganjuk.
Pak
Erfan bercerita, kendala yang paling nyata dari usaha yang ditekuninya adalah
pada modal yang minim. Pada usianya yang sudah 37 tahun ini beliau masih ingat
dengan jelas awal mula beliau merintis usaha ini. Pada awalnya beliau bekerja
disebuah bengkel las sebagai karyawan. Saat itu tahun 2002, beliau dimintai
seseorang untuk mengelas penyangga vas bunga. Kemudian beliau mulai berfikir
mengapa tidak mencoba manjadi pembuat kerajianan vas bunga. ”Dulu modal awal
Cuma Rp50.000,- buat beli besi, trus keterampilan ngelas itu saya dapat dari
bapak saya mas...” kata beliau sambil mengingat – ingat kisahnya dulu.
Dalam
mengerjakan kerajinan ini Pak Erfan mempunyai komitmen bahwa yang paling
penting bagi beliau adalah kualitas barang yang beliau buat. Hal ini sangat
penting karena jika hanya asal dalam mengerjakan maka konsumen yang sudah
membeli akan kecewa karena barang berkualitas rendah dan tidak akan membeli
lagi atau bahkan tidak laku sama sekali.
Selain
itu Pak Erfan juga sangat memperhatikan pemasaran produk – produk kerajinan
yang beliau buat. ”Yang paling penting dalam produksi dan jualan itu pemasaran
mas, kalo ndak diurusin serius basi mati ato ndak jalan...”. Awal produksi
beliau beliau memasarkan hasil kerajinannya di Pasar Tulungagung. Saat ini
sudah memiliki beberapa link untuk memasarkan produknya, antara lain yaitu di
Golden Tulungagung (mulai tahun 2005), Golden Kediri (mulai tahun 2006), Sri
Ratu Kediri (mulai tahun 2007), dan beberapa pemasaran di pasar tradisional dan
toko – toko. Untuk di golden dan Sri Ratu (Supermarket) sistem pemasaran berupa
titip barang dan sistem order. Sedangkan di toko – toko dan pasar tradisional
langsung dibayar pemilik toko karena jumlahnya lebih sedikit.
Untuk
saingan usaha sendiri beliau menjelaskan tidak ada saingan yang terlalu
berarti, karena masih sedikit pengrajin hiasan bunga di Kediri sehingga minim
saingan. Beliau sendiri juga sangat menikmati pekerjaan ini karena memang
beliau hobi merangkai / membuat sesuatu barang, ”Istilahnya hoby jadi profesi
mas...” ujar beliau sambil tertawa.
Dengan
nama ”Erfan Bunga” rumah produksi kerajinan bunga ini telah menghasilkan lebih
dari 340 jenis hiasan dengan rentang harga jual yang paling murah Rp12.500,-
sampai yang paling mahal mencapai Rp 500.000,-. Harga ini merupakan harga yang
diberikan pak erfan ke toko, sedangkan nantinya pihak toko akan menaikkan harga
10-50% dari harga yang diminta Pak Erfan. Jadi jika anda ingin mendapatkan
produk kerajinan hiasan bunga yang lebih murah, anda bisa langsung datang ke
rumah Pak erfan di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Selain
bisa lebih murah, anda juga bisa pesan sendiri rangkaian bunga sesuai yang anda
inginkan. Tinggal nego harga dan dijamin kualitasnya sae.
Berikut beberapa kerajinan hiasan bunga produksi "Erfan Bunga"
Pelatihan Pembuatan Bioetanol (Proker 7)
Juni 13, 20172017, Berkarya, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, KKN, KKN UM, Laporan Kegiatan, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, Pemuda, Universitas Negeri Malang
Tidak ada komentar
Senin pada tanggal 5 Juni
2017, tepatnya di balai Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri
telah di selenggarakan Pelatihan Pembuatan Bioetanol yang diadakan oleh
mahasiswa/mahasiswi KKN Universitas Negeri Malang. Alasan diadakannya pelatihan
pembuatan bioetanol bertujuan untuk mewujudkan desa yang mandiri energi,
mengingat sumber energi minyak bumi di dunia sudah mulai menipis. Selain itu
aspek yang diperhatikan oleh penyelenggara pelatihan pembuatan bioetanol karena
lokasi Desa Seketi sangat dekat dengan Pabrik Gula Ngadirejo sehingga mudah
untuk mendapatkan “tetes tebu” untuk bahan baku pembuatan bioetanol.
Acara pelatihan pembuatan bioetanol dimulai pukul 3 sore
waktu setempat dengan pemateri dari salah satu mahasiswa KKN Universitas Negeri
Malang yaitu Depril Aka Laksana dari Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Hukum dan
Kewarganeraan. Sasaran acara pelatihan ini ditujukan kepada kelompok tani Desa
Seketi. Acara berlangsung dengan cukup lancar, tetapi ada sedikit kendala yang
menghambat mengenai kehadiran peserta pelatihan. Peserta yang diundang oleh
pihak penyelenggara 40 orang, tetapi yang bisa menghadiri hanya 20 orang atau
50% dari yang diharapkan penyelenggara.
Rangkaian kegiatan pelatihan dimulai
oleh pembukaan dari bapak Sucipto selaku ketua kelompok tani Desa Seketi. dan
dilanjutkan sambutan oleh Bapak Kamim selaku Kepala Desa Seketi. Setelah
pembukaan selesai masuk pada kegiatan inti yaitu Pelatihan Pembuatan Bioetanol
yang dipandu Depril Aka Laksana selaku pemateri pelatihan.
Pada kegiatan inti ini peserta dijelaskan mengenai apa itu bioetanol, kegunaannya, kelebihan bioetanol, serta langkah-langkah untuk membuat bioetanol secara lengkap dan terperinci. Antusisas untuk mengetahui cara pembuatan bioetanol dari peserta yang datang sangat tinggi terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dari peserta pelatihan yang ditujukan untuk pemateri. Untuk penutupan acara pelatihan ini di tutup oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh saudara Ahmad Atam M. salah satu mahasiswa KKN dan untuk selanjutnya pembagian konsumsi untuk peserta pelatihan.
Pada kegiatan inti ini peserta dijelaskan mengenai apa itu bioetanol, kegunaannya, kelebihan bioetanol, serta langkah-langkah untuk membuat bioetanol secara lengkap dan terperinci. Antusisas untuk mengetahui cara pembuatan bioetanol dari peserta yang datang sangat tinggi terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dari peserta pelatihan yang ditujukan untuk pemateri. Untuk penutupan acara pelatihan ini di tutup oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh saudara Ahmad Atam M. salah satu mahasiswa KKN dan untuk selanjutnya pembagian konsumsi untuk peserta pelatihan.
Senin, 12 Juni 2017
Kelas Inspirasi 8
Juni 12, 20172017, Data, Desa Seketi, Kabupaten Kediri, Kediri, Kelas Inspirasi, KKN, KKN UM, Laporan Kegiatan, Mahasiswa UM, Ngadiluwih, Pemuda, Universitas Negeri Malang
Tidak ada komentar
Kelompok Kerja KKN
Universitas Negeri Malang Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri
telah menyelesaikam progam kerja Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi merupakan
progam kerja dari Kelompok Kerja KKN Desa Seketi yang bertujuan mengajarkan
pengetahuan non-akademis kepada anak usia dini di Desa Seketi. Pada hari Jum’at
9 Juni 2017 merupakan hari kedelapan dari progam kerja Kelas Inspirasi yang
merupakan hari terakhir. Seperti hari-hari sebelumnya hari kedelapan dari Kelas
Inpirasi adalah mengajar ana-anak usia dini di TK Dharmawanita Desa Seketi.
Namun tidak seperti biasanya Kelas Inspirasi hari terakhir ini di ikuti oleh
seluruh siswa-siwi TK Dharmawanita Desa Seketi, yang berjumlah kurang lebih 50
siswa terdiri dari Kelas A dan Kelas B.
Pada hari kedelapan sekaligus hari
terakhir dari Kelas Inspirasi digunakan sebagai kegiatan perpisahan Kelompok
Kerja KKN Desa Seketi dengan siswa-siswi dan guru TK Dharmawanita Desa Seketi.
Kegiatan yang dilakukan pada hari kedelapan tidak memiliki tema inti seperti
hari-hari sebelumnya, namun hari kedelapan ini lebih digunakan untuk bermain
dan bernyanyi yang bertujuan untuk memberikan selingan kegiatan menyenangkan
kepada siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi setelah melakukan rentetan
kegiatan progam kerja Kelas Inspirasi. Selain itu kegiatan bermain dan
bernyanyi ini dilakukan di hari terakhir agar meninggalkan kesan yang baik
untuk siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi sehingga pengetahuan yang telah
dipelajari melalui progam kerja Kelas Inspirasi tidak menghilang begitu saja.
Kelas Inspirasi hari terakhir lebih
banyak diisi dengan kegiatan bermain dan bernyanyi. Kelas inspirasi diawali
dengan kegiatan berdoa bersama-sama dengan membaca kafaratul majelis. Lalu
dilanjutnya dengan pemberian materi mengenal hewan dan habitatnya serta
macam-macam buah-buahan melalui video-video pembelajaran, selain itu Kelompok
Kerja KKN Desa Seketi juga mengenalkan lagu tentang macam-macam hewan dan
buah-buahan agar siswa-siswi TK Dharmawanita lebih mudah memahaminya. Tidak
hanya memberikan materi melalui video dan lagu, progam keja Kelas Inspirasi
hari terakhir juga diisi dengan games-games edukasi yang menyenangkan.
Selanjutnya siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi diajak untuk menyanyikan
lagu-lagu, dengan mengenalkan lagu-lagu yang berupa lagu daerah, lagu nasional
dan lagu anak-anak diharapkan meminimalisir hilangnya lagu anak-anak yang
sekarang ini cenderung tergantikan dengan lagu-lagu dewasa.
Progam kerja Kelas Inspirasi
diakhiri dengan sesi foto bersama Kelompok Kerja KKN Desa Seketi dengan
siswa-siswi dan guru-guru dari TK Dharmawanita Desa Seketi. Kelas Inspirasi
ditiup dengan berdoa bersama membaca doa penutup majelis dan bernyanyi
sayonara. Dengan telah selesainya Kelas Inspirasi hari kedelapan sekaligus
mengakhiri progam kerja Kelas Inspirasi. Demikian Kelompok Kerja KKN Desa
Seketi berparah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan kepada TK
Dharmawanita dapat berguna dikemudian harinya, walaupun hanya sebagaian kecil
yang bisa diberikan kepada siswa-siswi Desa Seketi.